Tahun ini sudah hampir berakhir, rasanya cepat sekali berlalu dibanding tahun-tahun sebelumnya. Banyak yang bilang, tahun ini tahun kelangan, karena kita kehilangan banyak hal akibat pandemi Covid-19. Bahkan beberapa waktu lalu, sempat viral kasus baru yang melonjak, padahal kita sudah melalui ini selama setahun terakhir. Tapi, kurva pasien terjangkit belum juga melandai.
Makanya, buat bertahan di keadaan yang serba nggak pasti, kita harus tetap waspada dan selalu jaga diri. Selalu menerapkan protokol kesehatan saat berada di luar rumah dengan siapa pun kita pergi. Kalau bisa dan tak terlalu penting, lebih baik tetap di rumah. Apalagi hanya untuk kongkow-kongkow nggak jelas di luar sana. Karena, kamu atau anggota keluargamu, sama-sama mengharapkan keberadaan satu sama lain dengan sehat.
Salah satu upaya untuk menghadapi situasi pandemi ini adalah dengan swab test, karena tes ini dinilai sebagai cara paling akurat untuk mengetahui apakah kamu terjangkit Covid-19 atau nggak. Terutama buat kamu yang harus beraktivitas di luar rumah. Jadi, makin cepat dan sering swab test, kamu akan lebih cepat tahu kamu tertular virus ini atau nggak. Kemudian, berdasarkan itu bisa langsung disiapkan rujukan atau tindakan medis lanjutan.
Melakukan tes ini sepertinya memang mudah bagi sebagian orang, tetapi nggak semua bisa dengan mudah mengeluarkan sejumlah uang untuk tes. Karena keadaan nggak pasti ini, banyak juga akhirnya kondisi finansialnya amburadul. Masalah keuangan muncul dan kebutuhan yang sebelumnya nggak ada jadi ada. Maka itu, kita juga harus berbenah di sektor finansial. Beberapa cara buat alokasikan pengeluaran untuk swab test, coba lakukan ini:
Melihat lagi rencana pengeluaran
Setiap bulannya, beberapa dari kamu mungkin sudah biasa merencanakan pengeluaran dari berbagai sumbr penghasilan yang kamu dapatkan. Nah, saat membuat perencanaan outcome bulanan, pastikan untuk menyisihkan uang kebutuhan pokok selama satu bulan. Misalnya, makan sehari-hari, peralatan rumah tangga habis pakai, pajak, zakat, cicilan rumah, asuransi, kuota internet, atau tagihan bulanan seperti air dan listrik.
Setelahnya, baru kamu bisa menyisihkan penghasilan untuk swab test. Jadi, kamu bisa melakukan swab test sebulan sekali atau dua bulan sekali. Jika memungkinkan.
Menghindari utang
Ini termasuk hal penting untuk nggak dilakukan. Karena terkadang, ada saja yang membuat kita terpaksa harus berutang. Contohnya, beli barang yang bisa dicicil. Atau waktu keluar sama teman dan ingin membeli sesuatu tapi lagi bokek alias dompet miris, kamu memutuskan utang dan berencana bayar pasĀ gajian. Bisa jadi juga kamu khilaf mata dengan diskon atau benda-benda lucu, yang sebenarnya nggak kamu butuhkan, akhirnya bayar dengan paylater. That’s all, sebaiknya dihindari dan belilah yang kamu butuhkan. Sesekali belanja buat keinginan, it’s okay, tapi jangan sampai lupa kalau setelah itu ada tanggungan yang harus diselesaikan.
Sisihkan uang untuk keperluan mendadak
Meski kamu sudah menyisihkan uang buat swab test, tapi jangan boleh lupa kalau bisa jadi ada keperluan lain yang datang tanpa diduga. Makanya, selalu sisihkan penghasilan untuk dana darurat, investasi, atau sejenisnya. Nggak perlu dalam jumlah besar sekaligus, yang penting rajin untuk menyisihkan. Jadi, saat hal nggak terduga terjadi, kamu nggak akan digencet masalah finansial sampai harus berutang. Pastikan untuk menyiapkan sejumlah dana darurat sesuai keadaan kamu dan memilih instrumen investasi yang tepat juga buat kondisi finansial kamu.
Mencari penghasilan dari sumber lain
Outcome kamu sudah dihitung press banget, sampai beli makanan yang disukai kadang mikir-mikir panjang. Cara lainnya dari mengecilkan pengeluaran, ya, jelas membesarkan pemasukan. Kamu bisa mencari penghasilan tambahan selain pekerjaan utama, seperti jualan online atau freelance. Cari pekerjaan paruh waktu yang fleksibel, jadi nggak akan ganggu pekerjaan utama. Coba untuk selesaikan pekerjaan utama. Nabung saham juga termasuk mencari penghasilan, loh.
Nggak cuma buat swab test, menyisihkan uang untuk keperluan mendadak adalah hal yang penting dilakukan. Terutama saat pandemi kayak gini, karena banyak hal yang semakin nggak pasti. Dana darurat ini pastikan dalam tabungan yang likuidasinya tinggi, jangan seperti tanah atau bangunan, dsb. Kamu mungkin bisa mencoba menabung saham atau instrumen investasi lainnya. Bisa juga menyetorkannya dalam bentuk tabungan di bank yang tanpa/rendah biaya admin. Mulai perbanyak aset kamu dan berhati-hati dalam membelanjakannya. Yuk, pastikan tubuh kamu sehat, kemampuan finansial juga.
Finaira Kara adalah seorang blogger yang suka menulis fiksi dan masih aktif menulis novel di beberapa platform. Semoga kalian semua senang membaca tulisanku ya.! KAMSAHAMNIDA ;)