Sugeng Dalu, Sadayana! Eh, kok habis bahasa Jawa jadi bahasa Sunda? Yowis, ben, lah, ya.
Jadi, beberapa hari lalu, Fin baru saja kembali pulang dari menelusuri sudut-sudut Kota Istimewa yang terkenal dengan gudegnya. Yap, Jogjakarta. Kota yang masih begitu kental dengan budaya Jawa dan adat istiadat wong Jowo-nya ini hampir berhasil Fin tamatkan lokasi wisatanya, meski akhirnya belum seluruhnya pada satu waktu. Mulai dari sudut-sudut pasar Beringharjo, beragam wisata kota yang hampir selalu dikunjungi wisatawan yang bertandang ke Jogjakarta, juga wisata alam yang menyajikan berbagai pemandangan, termasuk pula Gunung Merapi yang menyajikan beragam cerita, sampai gang-gang sempit yang akhirnya Fin telusuri dari Malioboro hingga ke Taman Sari.
Well, Fin naik apa dari Malioboro ke Taman Sari, kok bisa menelusuri gang-gang sempit, katanya nggak bisa naik motor. Naik Jogja Bike? Nggak, Fin naik sendal jepit. Fin serius soal naik sendal jepit, loh. (Wkwkwk, karena tujuan utama menjelajahi Kota Jogjakarta sebenarnya adalah untuk menemukan hal menarik yang belum pernah ditemukan oleh orang lain di sudut yang belum terjangkau dengan ke-HITS-an media sosial.)
Jalan kaki mengitari Kota Jogjakarta, benaran, Fin? Nggak percaya, ya? Yah, Fin, sih juga percaya nggak percaya. Jadi, apa saja yang Fin perlukan selama perjalanan untuk santuy jalan kaki berhari-hari di Kota Gudeg ini?
Diawali dengan Jelajah Cerita di Merapi
Beberapa tahun lalu, tepatnya tahun 2010, Merapi, gunung dengan ketinggian 2.930 mdpl ini mengalami erupsi besar yang menjadi sejarah kelam bagi warga di sekitarnya yang menimbulkan trauma. Terletak di bagian tengah Pulau Jawa dan merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia yang melejit kabarnya karena kisah sang Merapi bersama kuncennya pada saat itu, yaitu Mbah Maridjan.
Well, ini tujuan awal Fin bertandang ke Kota Jogjakarta dan melewatkan beberapa agenda di Malang. Bersama dengan rekan-rekan relawan yang tergabung dalam komunitas YUK. (Youth Uncover Kindness), kami tinggal di rumah Ibu Panut, yaitu putri sulung dari Mbah Maridjan. Yang lain kesempatan akan Fin ceritakan.
Supaya Traveling Tetap Santuy?
Setelah selesai bercengkrama dengan Merapi dan warganya, juga menjalin cerita bersama dengan bekas erupsinya. Fin dan rekan-rekan relawan berpisah setelah membagi tugas atas langkah selanjutnya yang harus kami lakukan terkait dengan perjalanan ke Merapi pada saat itu. Then, Fin akhirnya memilih untuk tinggal di salah satu homestay di kawasan Malioboro dengan alasan bahwa Fin akan menelusuri kembali hingga sudut terpencilnya si Malioboro. Selama beberapa hari, terhitung Fin dari Malang tanggal 19 Oktober 2019 dan tiket pulang adalah tanggal 25 Oktober 2019.
Namun, Fin akan menuliskannya mulai tanggal 22 Oktober 2019, ketika Fin mulai menjelajahi setiap sudut Malioboro. Jadi, perlu banyak persiapan dong, dengan agenda selama itu di Jogjakarta. Nah, terlebih lagi Fin tujuannya adalah wisata alam dan juga agenda kerelawanan. Jadi, apa saja yang Fin bawa dari Malang hingga bisa #SIAPDIJALAN supaya traveling tetap santuy?
#PONSEL, It’s The Most Important Thing
Sebagai blogger yang suka main cekrek-cekrek, walau hasil foto jarang yang bagus, Fin sama sekali nggak bisa ketinggalan dari ponsel. Selain untuk menggantikan fungsi kamera, ponsel nggak bisa ketinggalan karena beberapa hal, yaitu: untuk memberikan kabar kepada kawan dan keluarga bahwa Fin sedang baik-baik saja dan tidak menghilang dari peredaran; sebagai dompet digital gantinya dompet konvensional dan ATM; untuk mencatat setiap hal yang Fin temui selama perjalanan.
#SkinCare dan Alat Bersih Diri
Kali ini adalah hal wajib kedua yang harus bin fardhu ‘ain bin wajib bin kudu dibawa adalah alat kebersihan. Bukan sapu dan kawan-kawannya, loh! Tapi, sabun mandi, pasta gigi dan sikatnya, sabun cuci wajah, detergent untuk mencuci perlengkapan, dan segala tetek-bengek khas perawatan kulit perempuan. Mulai dari hand-and-body lotion, pelembap wajah, krim siang dan malam, juga body butter. Nggak lucu juga sih kalau pulang-pulang dari traveling sendirian, langsung kulit menjadi tidak terawat dan belang sana-sini karena nggak dirawat, mentang-mentang traveling.
#SUNBLOCK
Fin termasuk perempuan dengan kulit sensitif yang nggak bisa terkena matahari terlalu lama, jadi sebagai bentuk proteksi atas kemungkinan terjadinya ruam-ruam kemerahan dan insiden garuk menggaruk karena gatal, Fin selalu membawa sunblock atau tabir surya dengan SPF tinggi ke mana pun. Bahkan, ketika ke kampus. Terutama ketika main ke objek wisata alam yang otomatis akan berkencan dengan matahari bersama sinar UVA dan UVB. Jadi, wajib banget untuk menggunakan sunblock sebelum beraktivitas di luar ruangan.
#Pakaian SECUKUPNYA yang Bisa Dipakai Di Banyak Kesempatan dan TIDAK RIBET
Well, karena tema perjalanan kali ini ke Jogjakarta adalah perjalanan backpacker, maka Fin memilih untuk membawa carriel alias tas gunung sebesar 50L. Supaya semua barang bisa masuk dan tanpa membawa tentengan apa-apa lagi. Nah, perlu banget, nih supaya pakaian yang dibawa adalah pakaian yang bisa di-mix-and-match dengan pakaian lainnya. JANGAN LUPA BAWA PAKAIAN SECUKUPNYA! Karena bahaya juga bagi perempuan yang keseringan membawa beban berat di punggung. Pastikan bahwa nggak akan salah kostum, jadi rencanakan dulu liburan kali ini bertema apa dan akan kemana saja. Well, meskipun Fin memang keseringan bodo amat dengan pandangan orang terkait kostum, tapi kalau nggak nyaman dipakai, kan, malah menyiksa diri sendiri. Percaya atau nggak, Fin cuci baju, kok, di homestay. Supaya pakaiannya bisa dipakai kembali di lain hari.
#Kantong Plastik
Usahakan untuk membawa kantong plastik atau kantong belanja yang bisa dipakai untuk menyimpan pakaian kotor, jadi nggak akan menyebar debu-debu manja ke pakaian bersih lainnya. Bisa juga dipakai untuk keperluan lain, semisal kamu mabuk kendaraan, kan.
#Muslimah Stuff
Sebagai muslimah bercadar yang suka bepergian, Fin harus bisa mengondisikan beberapa muslimah stuff yang wajib banget untuk dibawa. Mulai dari cadar tali yang sederhana dan nggak neko-neko juga cepat kering saat dicuci bahkan tanpa dijemur, kemudian alat sholat yang mengantisipasi bahwa di tempat yang Fin kunjungi nggak ada mukenanya, Al-Qur’an saku yang kecil dan memang diperuntukkan untuk dibaca selama perjalanan supaya tetap bisa beribadah dan menjaga hapalan, termasuk dua benda keramat lagi yaitu handshock dan kaos kaki.
#Dompet dan Uang Tunai
Meski sekarang zaman digital yang apa-apa serba via ponsel, Fin tetap menyarankan agar membawa dompet dan uang tunai, sih. Kita nggak akan tahu apa yang terjadi selama perjalanan, kan, dan lagi kan nggak semua tempat wisata bisa dibayar tiket masuknya dengan dompet digital. Jadi, pastikan untuk membawa uang tunai, jangan lupakan dokumen penting si KTP dan atau kartu mahasiswa.
#Obat-Obatan Pribadi
Jangan sampai sakit, nanti Fin sedih, loh. Wkwkwk, jadi jangan lupa membawa obat-obatan pribadi yang sekiranya akan dibutuhkan. Fin adalah orang yang kecanduan terhadap vitamin C, karena tubuh Fin yang gampang banget tertular virus dari orang-orang sekitar. Maka beberapa tablet vitamin C yang mudah dikonsumsi adalah pilihan tepat untuk selalu ada di tas, bahkan ketika cuma ke kampus. Selain itu, jika ingin berjalan-jalan seperti Fin di Jogjakarta kemarin yang dalam satu hari saja bisa berjalan menyusuri kota lebih dari 12 kilometer. Wajib sekali membawa koyo dan krim pereda nyeri (yang panas-panas itu, loh, wkwkwk).
#Tumbler! Mari Kita Reduksi Penggunaan Sampah Plastik
Beberapa hal yang seringkali Fin perhatikan di kawasan wisata adalah banyaknya sampah plastik beterbaran, terlebih lagi di Jogjakarta yang notabene sekarang suhunya mencapai 35 derajat. Tolong! Blogger Jomblo ini kepanasan karena terbiasa dengan udara dinginnya Malang. Well, mari kita aktifkan mode mengurangi penggunaan sampah plastik, mulai dari beli es dawet di depan Benteng Vredinburgh dengan pakai tumbler sendiri dan sedotan alumunium sendiri, misalnya. Kalau bukan sekarang, kapan lagi? Kalau bukan kita, siapa lagi? Dan jangan membuang sampah sembarang, ya! Ingat! Bahwa kita adalah manusia yang harus memanusiakan diri kita sendiri, dengan cara tidak membuang sampah seenaknya! Mentang-mentang ada petugas kebersihan!
#TRIPOD dan OTG! Supaya Kian Santuy
Fin ke Jogjakarta pekan lalu itu adalah solo-traveling, maklum, ya Fin kan masih berstatus sebagai Blogger Jomblo. Jadinya, kemana-mana masih sendiri belum ada yang menemani, walau aku sudah resah serba sendiri, wkwkwk. Abaikan curhatan Fin yang sudah ngebet nikah ini. Biar dapat foto-foto kece, walaupun nggak ada yang menjepretkan, gimana? Nah, makanya jangan lupa untuk membawa tripod kemana pun kamu pergi! Beberapa foto yang Fin abadikan di kota Jogjakarta itu adalah hasil jepretan timer. Wkwkwk, setelahnya jangan lupa untuk segera dipindahkan ke OTG, supaya tetap santuy jeprat-jepret ketika ada spot foto bagus, tanpa khawatir memori penuh.
#Charger Ponsel dan POWERBANK
Ini adalah sebuah kesengsaraan haqiqi ketika nggak bawa powerbank atau charger di tas saat traveling! Fin sudah pernah, ih, benar-benar merasakan bahwa punya powerbank itu adalah hal penting. Terutama saat traveling di kawasan wisata alam yang notabene nggak kayak keliling di kawasan Malioboro, masuk warung numpang charger beres. Nah, kemarin, tepatnya saat hari terakhir Fin ada di Jogja, yaitu tanggal 25 Oktober, Fin benar-benar merasakan kesengsaraan nggak bawa powerbank karena lupa, padahal dari Malang sudah bawa.
Di mana saat itu, Fin keliling ke beberapa objek wisata alam di daerah Imogiri, Bantul, Gunung Kidul dan sekitarnya. Malam, pukul 20.45 WIB adalah jadwal kepulangan Fin. Mau mengabarkan kepulangan kepada keluarga, mendadak ponsel mengirimkan pemberitahuan bahwa ‘Daya ponsel Anda, kurang dari 10%. Aktifkan mode hemat daya atau segera lakukan pengisian daya’. Alamakk! Ini adalah saatnya powerbank mengambil alih memberikan pencerahan, sekalian menunggu teman yang katanya mau menemani Fin yang sendirian.
Traveling yang Berkesan dengan Kota Penuh Kenangan
Supaya traveling tetap berkesan, tentu saja dengan banyak persiapan sebelum keberangkatan wajib dilakukan. Fin menghabiskan banyak hari di Jogjakarta dengan segala macam destinasi wisatanya. Dan menerima banyak pelajaran juga cerita yang Fin buru di sudut-sudut kota, sampai Fin bisa tahu bahwa di salah sudut pasar Beringharjo ada penjual mi ayam enak dengan gerobak warna biru muda, di tempat yang lumayan terpencil di depan penjual bunga dan kendi-kendi untuk ritual.
Nah, supaya makin santuy saat akan ber-traveling ria sendirian, jadi harus banget, nih, Fin menyiapkan tenaga ekstra sebelum memulai perjalanan. Meskipun, pagi hari tanggal 19 Oktober itu masih mengikuti kegiatan perkuliahan, demi masa depan. Jadi, haru menyiapkan perlengkapan seperti beli powerbank via e-commerce terpercaya di Ayoomall yang bisa ditemukan di kategori Gadget & Tablets.
Sekilas tentang Ayoomall, situs ini merupakan toko retail online terluas se-Indonesia yang juga menjadi salah satu pelopor toko online di Indonesia. Dan yang nggak perlu dikhawatirkan adalah, di Ayoomall menjamin kualitas terbaik dan asli dari barang-barangnya. Beberapa brand terpercaya yang mengisi Ayoomall adalah Xoopar, ASUS, Apple, DELL, Tucano, Micropa, Logitech, Lenovo, Momax, dan beberapa brand yang nggak perlu dikhawatirkan lagi kualitasnya.
Eittss! Kenapa Fin menyarankan Ayoomall? Karena di Ayoomall, kita bisa belanja dengan memakai alat pembayaran online yang bisa bikin kita nggak kemana-mana dan memakai waktu kita untuk meremajakan kulit sebelum memulai perjalanan panjang. Jangan lupa beli juga makanan ringan buat selama perjalanan, biar nggak bingung saat kelaparan di jalan dan sedang ada di kawasan yang jauh dari warung dan/atau minimarket. Jangan sampai kamu sakit karena kelaparan di jalan, loh! Fin bisa sedih. Wkwkwk.
Tulisan ini disertakan dalam Kompetisi Blog #SiapDijalan Supaya tetap Santuy bersama AyooMall.com segala bentuk infografis adalah hasil karya Finaira Kara, selaku penulis.
Tabik
#BloggerJomblo
ya Allah, liat isi tasnya aku langsung minderrr. aku cewek bukan sih? oh iya, sudah punya anak. huft!