Mendengar kalimat ‘alergi sabun cuci‘ di telinga sebagian orang pasti rasanya seperti mendengar keluhan perempuan malas yang manja. Seringkali mendapat lontaran kalimat pedas dan bikin sakit hati ‘begitu saja kok tidak bisa’ atau ‘begitu saja kok laundry’. Ada yang mengalaminya?
Bagi banyak orang, memang mencuci adalah kegiatan rutin yang dilakukan siapa pun dengan tanpa kendala atau keluhan. Tetapi, bagi sebagian orang lainnya, mencuci bagaikan medan perang dengan after-effect si sabun cuci. Aku adalah salah satu dari sebagian itu. Meskipun, dari kecil sudah terbiasa mencuci pakaian sendiri dengan tangan hingga saat ini.
Pada saat mencucinya, mungkin memang tidak masalah. Tetapi after-effect dari detergen yang digunakan itu cukup menyiksa, akhirnya terkadang aku menggunakan jasa laundry daripada mencuci baju sendiri. Bukan artinya malas mencuci, hanya menhindari efek alergen setelah mencuci. Memangnya alergi kenapa, Fin?
Selesai mencuci itu membuat tanganku kering, bahkan mengelupas, terkadang juga ada ruam merah-merah, bahkan juga pernah sampai bengkak dan lecet yang baru hilang beberapa hari kemudian. Setelah berkonsultasi ke dokter di Puskesmas, bisa jadi itu adalah efek alergen dari detergen yang kupakai.
Secara Ilmiah Kenapa Bisa Alergi Sabun Cuci?
Alergi ini bisa terjadi karena kandungan dalam detergen sebagai penyebab iritasi, seperti wewangian, pewarna, dan pengawet, menurut American Academy of Dermatology. Kemungkinan, alergi juga bisa disebabkan amonia, polimer, sulingan minyak bumi, dan surfaktan sintetik. Nggak cuma itu, alergi sabun cuci juga bisa jadi karena kulit tangan memang sensitif dan tidak seharusnya terkena bahan-bahan kimia yang ada di detergen.
Berdasarkan laporan University of Maryland Medical Center, ada bahan-bahan yang bereaksi dengan deterjen yang tertinggal di pakaian saat mencuci, sebagai penyebab alergi saat kontak langsung dengan kulit dan terpapar sinar matahari. Alergi ini juga sulit didiagnosa, soalnya bisa jadi alergi disebabkan oleh bahan-bahan di produk lainnya, seperti kosmetik, pakaian, debu, dll.
Peradangan ini juga disebut Dermatitis Kontak. Jenisnya ada 2, yaitu:
Dermatitis Kontak Alergi (DKA), yaitu dermatitis kontak karena bersentuhan dengan zat pencetus alergi, seperti: bahan kosmetik seperti pengawet, pewangi, karet, logam, dsb.
Dermatitis Kontak Iritan (DKI), yaitu dermatitis kontak karena zat yang dapat merusak lapisan kulit, contohnya: sabun dan detergen, antiseptik, semen, pemutih, dsb.
Kalau Alergi Sabun Cuci, Gejalanya Apa?
Alergi sabun cuci ini biasanya memunculkan beragam gejala, baik ringan bahkan hingga serius. Seperti yang aku alami beberapa kali dalam beberapa bulan terakhir, aku mengalami alergi pada detergen, gejala yang aku alami adalah kulit yang mengelupas dan kering setelah mencuci, perih, gatal, dan lecet, tetapi pada saat mencuci muncul rasa panas dan kulit jadi terasa melepuh.
Pada beberapa kasus, reaksi gejala ini juga tidak muncul secara instens setelah mencuci, bisa muncul beberapa saat setelahnya atau bahkan sehari setelahnya.
Selain itu, gejala alergi sabun cuci itu bisa jadi berupa:
1.Gatal, biasanya tidak ada bentol yang ada, hanya rasa gatal yang mengganggu di area kulit yang terkena detergen.
2. Kemerahan dan ruam, kadang ada reaksi kulit seperti panas dan merah-merah, juga perih ketika disentuh.
3. Kering dan mengelupas, bisa jadi karena tingkat pH di kulit tangan berubah karena reaksi zat kimia yang tidak ramah dalam detergen, ini akan mengikis lapisan pelembab alami kulit.
4. Bengkak, respons inflamasi yang mengirimkan histamin ke dalam aliran darah, membuat kulit jadi bengkak.
Solusi untuk Alergi Sabun Cuci?
Dari pengalamanku pribadi, setelah mencuci aku biasanya mengompres tangan menggunakan handuk yang kurendam air es. Ini termasuk pertolongan pertama dan bukan pengobatan jangka panjang, ada beberapa cara lainnya, seperti mengoleskan krim lidah buaya. Saat ke Puskesmas, solusinya diberikan salep anti iritasi dan disarankan mengganti detergen atau menghindari kontak langsung dengan sabun cuci. Ini dia beberapa tips yang kulakukan saat mengalami alergi sabun cuci.
1. Mengganti detergen, bisa jadi detergen yang digunakan itu mengandung bahan non-gentle yang bisa merusak lapisan kulit. Pastikan detergen itu ber-pH rendah atau netral agar cocok untuk kulit sensitif.
2. Menggunakan sarung tangan, ini adalah cara paling sederhana, karena kita hanya perlu tidak bersentuhan secara langsung dengan zat pencetus alerginya. Selain itu, juga melindungi kulit kita dari zat kimia dalam detergen.
3. Kompres, gunakan handuk lembut untuk mengompres tangan yang ada ruam dan memerah.
4.Pergi ke dokter, jika reaksi alergi sabun cuci yang muncul parah, konsultasikan ke dokter mengenai penanganannya. Bisa jadi, nanti kamu akan diberikan salep anti antihistamin sebagai terapi topikal atau krim hidrokortison.
5. Pakai lotion, jika kulitmu kering atau mengelupas, tetapi tidak ruam dan merah. Kamu bisa segera menggunakan lotion setelah mencuci, hal ini bisa bantu mengembalikan kelembapan kulit.
6. Gunakan jasa laundry, jika memang tips di atas tidak membantu, apa salahnya untuk menggunakan jasa laundry? Jangan memikirkan apa kata orang, karena kamu istimewa dan berhak bahagia. Toh, kamu sudah melakukan yang terbaik sebelumnya.
Mungkin ada yang bertanya, kenapa nggak pakai mesin cuci saja, Fin? Ini sebenarnya bisa jadi solusi, terlebih saat ini ada mesin cuci yang bisa langsung dengan mode pengering pakaiannya. Namun, ada kisah di balik itu, bahwa ibundaku mengatakan, “agar kamu tahu bagaimana rasanya belajar mencuci keringat suamimu nanti dengan tangan itu.” So sweet memang ibundaku, walau aku agak tidak setuju.
Hingga saat ini, aku masih sering mengalami gejala alergi sabun cuci, akhirnya aku menggunakan sarung tangan dan mencoba membiasakan diri dengan itu. Walau pun masih beberapa kali menggunakan jasa laundry, terutama setelah bepergian, karena aku mencintai diriku sendiri. Kalau kamu, bagaimana pengalaman mencuci kamu?
dicentongin aja, jangan kena kulit. hehe.
tapi biasanya kalo abis kepegang deterjen, aku cuci tangan lagi pake sabun mandi. biar tangan gak kasar, abis itu pake lotion. Alhamdulillah blm pernah dan jangan sampe kena alergi deterjen. pasti ribet nyari2 merk yg cocok