Finaira.id,- Tidak ada hal di dunia ini yang dapat berjalan super duper mulus tanpa tantangan (baik itu tantangan penulis) atau hambatan. Batu-batu sandungan kecil yang dijamin pasti menghambat langkah kamu dalam meraih kesuksesan pasti ada. Kalau kata iklan keripik kentang, “Life is never flat.” Begitu pun kamu saat menapaki jalan menjadi seorang penulis.
Pasti ada hal-hal yang berasal dari arah tidak terduga sekali pun untuk bersiap menjadi batu sandungan kamu. Tapi, kamu tidak perlu terlalu baper dengan segala tantangan itu. Karena kuncinya, kamu cukup harus menemukan cara untuk bangkit sebesar apa pun tantangannya. Apa sih tantangan penulis itu
Tantang Penulis Yang Sering Hadir
Waktu Nongkrong yang Berkurang
Menjadi seorang penulis, artinya kamu telah siap mengorbankan banyak waktu kamu untuk duduk diam dan menyelesaikan naskah kamu. Baik itu waktu-kamu penting kamu bersama teman yang sebelumnya always on buat nongkrong, sekarang jadi sedikit berkurang karena kamu yang berpacu dengan kejar setoran kepada editor. Kamu tahu, dalam ilmu ekonomi dikenal dengan biaya kesempatan atau opportunity cost, alias biaya dari apa yang kamu raih.
Karena pada saat kamu memilih untuk menjadi penulis, atau duduk diam dan menulis, kamu pasti telah melewatkan waktu untuk menonton tivi atau bermalas-malasan di atas pulau kapuk. Selain itu, kamu juga diwajibkan untuk mengoptimalkan waktu untuk menulis di jam-jam yang terkadang lebih sering muncul inspirasinya di saat jam istirahat kamu. Itu sebabnya, jam kerja dari pekerja senitermasuk penulis yang merupakan pekerja seni dalam berkata—disebut ngalong time karena ya memang, keseringan ide muncul saat malam.
Writers Block
Siapa yang tidak tahu dengan istilah menakutkan yang dimana semua penulis pernah mengalaminya, dan obatnya? Tidak bisa didapatkan dimana pun dengan saran para ahli sekali pun. Karena setiap hati penulis itu berbeda, sekalipun menulis di genre yang sama. Lambat laun kamu akan menemukan obat bagi penyakit mematikan ini, dengan sendirinya. Lah, writers block itu apa, sih?
Istilah ini merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi stug pada penulis. Alias si penulis sedang mampet ide, atau tidak dalam kondisi mood yang bagus untuk menulis dalam waktu yang cukup mengkhawatirkan. Ibarat lalu lintas, writers block atau WB ini merupakan lampu merahnya. Jadi, yakinlah bahwa kondisi ini tidak akan berlangsung dalam waktu yang lama.
Namun, bedanya dengan lampu merah, kamu hanya harus menunggu lampu menjadi hijau kan, sebelum melanjutkan perjalanan? Dalam WB kamu harus mampu memecahkan misteri dari WB dalam kepala kamu itu.
Tidak ada yang baca
Ini adalah ketakutan yang sia-sia yang pernah kamu pikirkan. Hello, kamu harus bangun dari mimpi buruk yang kamu ciptakan dengan ketakutan kamu yang bisa jadi itu muncl dari kemalasan kamu untuk menulis. Kamu lupa kamu tinggal dimana? Indonesianegara dengan penduduk kurang lebih 250 juta jiwa. Masa iya, di antara sekian ratus juta orang itu tidak ada satu pun yang membaca tulisan kamu? Dengan berbagai plattform kepenulisan yang bisa kamu manfaatkan, bahkan media sosial kamu yang aku yakin pasti sudah banyak followersnya.
(Jadi, jangan lupa follow instagram aku ya di @Finairakara biar banyak followers-nya juga)
Berbeda
Kamu yakin bahwa kamu adalah penulis dengan style yang berbeda dengan penulis kebanyakan, atau genre kamu bukanlah genre yang sudah ada sebelum-sebelumnya. Ini bukanlah sebuah hal yang aneh, kamu tahu? Ini merupakan sebuah keajaiban dimana hanya kamu yang bisa menciptakannya. Setiap penulis punya passion masing-masing, dimana tidak ada hal yang sama persis di dunia ini. Dan menjadi berbeda adalah hal yang wajar untuk kamu lakukan.
Yakinlah, suatu saat, perbedaan yang kamu tekuni itu akan menjadi hal yang disanjung dunia. Kamu hanya perlu mengoptimalkan hal itu dan bertahan dalam tiap hal yang terjadi ke depannya. Jangan lupa, bahwa setiap penulis punya karakter spesialnya masing-masing.
Ditolak penerbit
Setelah naskah kamu selesai, lalu kamu pasti ingin menerbitkan karya kamu untuk dibaca banyak orang, menginspirasi banyak orang, dan menjadi acuan pembelajaran bagi orang lain. Kamu pasti ingin karya kamu diterbitkan oleh penerbit besar yang menerbitkan karya-karya luar biasa. Tapi, kamu harus sadar diri untuk tidak terlalu star syndrom, percaya diri wajib, tapi saat menjadi sok kece, hal itu adalah hal yang merugikan buat kamu.
Kamu tidak perlu terlalu khawatir, jika naskah kamu ditolak penerbit. Hal ini merupakan hal yang harus dihadapi oleh penulis mana pun, percayalah bahwa bukan hanya kamu yang mengkhawatirkan hal ini. Karena ditolak itu sakit. Kamu bekerja keras dengan maksimal untuk naskah kamu, tetapi saat dikirimkan ke penerbit, naskah kamu ditolak. Jangan berkecil hati, ada banyak cara yang bisa kamu lakukan untuk membuat naskah kamu diterbitkan.
Kuncinya hanya, sabar dan teguh. Kamu harus sabar untuk menerima dengan lapang dada ketika naskah kamu ditolak. Dan kamu harus punya keteguhan hati, untuk kembali merombak naskah kamu menjadi yang lebih baik dari sebelumnya. Dimana kamu harus siap mendengarkan segala kritikan dan saran yang membangun.
Komentar netizen
Penulis itu merupakan publik figur, yang bisa jadi setiap cuitan kamu di Twitter, caption yang kamu tulis di instagram, status kamu di facebook, akan menjadi perhatian orang lain. Yakinlah. Pasti ada satu pembaca yang sengaja mengikuti setiap media sosial kamu, hanya karena dia ingin berkomentar dengan pedas di tiap tulisan kamu.
Yakinlah, masa itu pasti ada. Namun, kamu jangan terlalu khawatir dengan hal itu, karena sepedas apa pun komentar netizen, tidak lebih pedas daripada cuitan editor yang sedang menagih revisian naskah. Kamu jangan terlalu baper dengan komentar buruk netizen terhadap karya kamu, komentar tetangga yang menganggap kamu pengangguran atau hal lainnya, seperti sok pintar dengan menjadi penulis.
Anggaplah semua cibiran itu sebagai penyemangat, dimana mereka pasti memperhatikan kamu lebih dulu, sebelum berkomentar soal kamu dan karya kamu. Dunia ini pasti akan penuh dengan komentar netizen, tinggal bagaimana kamu menanggapinya dan bagaimana kamu bersikap terhadap hati kamu.
Sangat menginspirasi buat saya yang masih memulai dunia blogging.. Thx yah..