Bagi sebagian orang, melakukan hobi bukan sekadar hobi, tetapi sebagai penyembuhan diri terhadap luka lama yang masih menghantui, meringankan stres akibat wabah pandemi Covid-19, juga membantu proses pengendalian diri dari emosi negatif, depresi, dan berbagai macam mental illness lainnya. Seperti bagiku, melakukan hobi adalah hal penting untuk mengatur emosi dan pikiran agar tetap fresh dan bahagia. Namun, bagaimana jadinya kalau melakukan hobi itu justru membuat kulit kita yang sensitif jadi iritasi? Mandi dengan sabun saja tidak cukup, pakai sabun mandi antiseptik jawabannya.
Jadi, sebagai konten kreator yang setiap hari menatap monitor, aku sebisa mungkin mengalihkan diri sejenak. Untuk menjaga kesehatan tubuhku dengan berkebun, bermain bersama kucing, atau sekadar jalan-jalan di luar rumah. Kebiasaan ini akhirnya menjadi hobi tersendiri, apalagi sejak pandemi dan membuat emosi naik turun, akhirnya rutinitas melakukan hobi jadi lebih sering daripada biasanya. Karena beraktivitas di luar rumah di masa pandemi, harus segera melakukan kegiatan bersih diri (mandi, mencuci, dan disinfektasi).
Tetapi, sejak beberapa bulan, kulitku menjadi lebih sensitif dan seperti menahanku melakukan hobi. Beberapa permasalahan kulit yang aku alami setelah membahagiakan diri dengan hobi:
Kulit berjerawat, kejadian ini memang masalah umum yang dialami oleh banyak orang. Karena kelenjar minyak di beberapa bagian tubuh lebih banyak intensitasnya daripada di bagian lainnya, punggung. Biasanya akan muncul saat berkeringat, misalnya berkebun, berolahraga, atau cuaca panas.
Ruam merah, setelah berkebun di depan rumah yang notabene berkontak langsung dengan tanah. Nggak hanya itu, ketika melakukan rutinitas bersih-bersih rumah pun kulitku terkadang muncul ruam merah yang mengganggu. Melalui pemeriksaan dokter, kulitku agaknya memang tipe sensitif yang harus segera dibersihkan setelah berkontak dengan debu halus. Di mana debu halus ini meski tidak terlihat, pastinya mengandung banyak bakteri dan bisa menyebabkan infeksi.
Gatal-gatal, biasanya saat muncul ruam akan disertai dengan rasa gatal. Jangan pernah berpikir untuk menggaruknya, karena bisa saja kulit terkelupas atau iritasi karena gesekan dengan kuku. Rasa gatal ini juga bisa diakibatkan sabun yang tidak ada kandungan zat antiseptiknya, sehingga bakteri belum bersih seluruhnya.
Baca juga: Tips Atasi Alergi Sabun Cuci, Semangat Cuci Baju Sendiri
Penyebab IRITASI Kulit?
Penyebab iritasi kulit ini berbeda-beda setiap orang, misalnya saja disebabkan oleh efek zat kimia pada produk pembersih, gigitan serangga, makanan, pakaian dengan bahan tertentu, bunga, nikel pada perhiasan, atau sunscreen.

Seperti pada kasusku, iritasi kulit yang kualami disebabkan karena beraktivitas di luar rumah yang notabene terpapar polusi dan terik matahari. Iritasi kulit ini juga bisa disebabkan karena penggunaan sabun yang tidak sesuai dengan kondisi kulit, seperti yang kualami bahwa kulitku rupanya juga cukup sensitif dalam berkontak langsung dengan detergen (zat SLS yang biasa terkandung pada sabun). Gejala yang muncul pun tergantung dari bahan pemicu alergi yang disebut sebagai ‘alergen’.
Gejala yang biasanya muncul dan biasanya terjadi secara tiba-tiba:
– Gatal disertai dengan rasa nyeri
– Kulit bersisik dan kering
– Muncul ruam merah
– Terkadang kulit terasa panas terbakar
Pada umumnya, iritasi kulit ini tidak berbahaya dan dapat diatasi dengan kompresan air es atau menggunakan pelembap. Namun, sebelum itu, pastikan untuk membersihkan kulit yang terkena iritasi menggunakan sabun antiseptik agar gejala iritasi tidak semakin parah.

Pentingnya Sabun Antiseptik
Nggak bisa dipungkiri, sabun antiseptik ini menjadi sangat krusial keberadaannya karena masyarakat semakin memperhatikan pola hidup sehat. Bukan hanya bagi orang-orang yang rentan terkena iritasi kulit karena produk pembersih sehari-hari sepertiku saja. Tentunya di masa adaptasi kebiasaan baru ini menuntut kita untuk semakin menjaga kebersihan secara paripurna, rajin mencuci tangan misalnya dan segera mandi ketika selesai beraktivitas di luar ruangan atau berkontak dengan hewan peliharaan.
Namun, setiap kegiatan itu pasti ada risiko yang ditimbulkan (bisa buruk, bisa juga baik). Nah, kegiatan sering mencuci tangan menggunakan sabun ini akhirnya seperti memposisikan diri di antara dua mata pisau. Karena di satu sisi kita butuh kebersihan dari virus dan bakteri, di sisi lain sering cuci tangan bikin tangan kering dan bisa jadi iritasi juga akibat bahan kimia dalam sabun. Iya, kan? Setuju kan dengan curhatku ini?
Jadi aku butuh sabun yang nggak bikin kulit kering dan bersisik, selain itu bisa digunakan dengan leluasa bagi pemilik kondisi kulit sensitif.
Aku dan SEBU-Perience
Ini adalah singkatan dari SEBU Experience alias pengalamanku dengan Sabun Sebu. Jujur saja, aku mengenal Sabun Sebu belum lama ini. Posisinya pada saat itu aku tengah mencari sabun antiseptik, yang bisa kugunakan terlebih pada saat kulitku sensitif atau mengalami iritasi. Alhamdulillah, Sabun Sebu di akun Instagram-nya sedang mengadakan Give Away dan lewat di berandaku, iseng stalking dan ikutan. Ternyata aku menjadi salah satu pemenangnya. Memang rezeki dari Allah datangnya nggak disangka-sangka, setelah paket Sabun Sebu datang, langsung kucoba.

First impression pakai Sabun Sebu Natural Soap ini adalah bentuk uniknya dan aroma fresh-nya yang nggak menusuk. Dalam hati benar-benar berharap kalau SEBU Antiseptik ini sesuai dengan ekspektasiku sejak melihat product knowledge dan kesan eksklusifnya. Jadi, SEBU Antiseptik ini terbuat dari beberapa bahan alami dengan PH Balance. Dan lagi, Sabun Antiseptik satu ini mengandung zat aktif Povidone Iodine yang membunuh dan menghambat mikroba berbahaya untuk tumbuh seperti kuman patogen, bakteri, jamur, juga beberapa jenis virus salah satunya Virus Corona (Covid-19). Selain itu juga dapat mengatasi permasalah seperti komedo, flek hitam, ruam popok, gatal-gatal, panu, kudis, kurap, dan jerawat.
Terhitung sejak 20 Oktober 2020 si Sabun Sebu Antiseptik datang dan langsung kupakai, saat itu memang rezeki obat sudah didatangkan Allah melalui Sabun SEBU ini sepertinya. Karena pas banget siangnya, kulitku sedang memberikan signal butuh perawatan. Jadi waktu itu kulitku di bahu, dagu, rahang bawah, dan lengan, muncul ruam merah disertai gatal-gatal.
Aku biasanya segera mandi dan pakai pelembap, tetapi rasanya kurang efektif. Terlebih lagi, sabun mandi itu bisa menghasilkan residu produk di kulit yang kalau nggak di-scrub terasa nggak mandi dengan bersih. Penggunaan scrub terlalu sering juga membuat kulit kering. Jadi, kuputuskan menggunakan Sabun SEBU Antiseptik, karena melihat komposisi yang dikandungnya.

Sesuai dengan anjuran dari Kak Ayu Ashari, Beauty Consultant, untuk menggosokkan sabun SEBU langsung ke badan dengan cara diputar membentuk lingkaran. Gerakan memutar ini disinyalir membuat bahan-bahan alami bekerja lebih efisien. Kemudian setelah meratakan sabun ke badan, diamkan selama beberapa saat (kurang lebih 2-5) menit, baru dibilas dengan air. Jangan lupa untuk menggunakan sabun SEBU antiseptik minimal 2 kali sehari, supaya hasilnya maksimal.
Memang semua usaha membutuhkan proses, tetapi after-taste pakai SEBU antiseptik ini yang nggak meninggalkan residu di kulit, karena memang tidak mengandung SLS, sehingga tidak menghasilkan banyak busa. Selang beberapa kali pemakaian, iritasi kulitku mulai memudar dan nggak gatal. Karena terbuat dari bahan alami yang berkhasiat, efek pasca pemakaiannya bikin kulitku nggak kering dan terasa lembut, selama pemakaian rutin kurang lebih 3 minggu ini, rasanya kulitku jadi terlihat makin cerah. Kulit cerah itu bonus, yang utama itu sembuh dan sehat dulu.
Selama pemakaianku ini, nggak timbul iritasi kulit lagi sesering sebelumnya. Bukan berarti langsung hilang, tetapi sembari merutinkan penggunaan Sabun SEBU Antiseptik ini, aku juga melakukan pencegahan dengan tidak berkontak secara langsung dengan pemicu alergi. Karena mengatasi iritasi sudah dilakukan, maka mencegah juga perlu diterapkan.
Sebelum pada nanya beli Sabun SEBU di mana? Mau lihat produknya atau mau tanya-tanya ke Kak Ayu Ashari, bisa langsung ke media sosialnya Sabun SEBU. Nah, sebelum menutup edisi ceritaku di siang ini, aku berharap banget bahwa si Sabun SEBU Antiseptik ini ada varian sabun cairnya. Jujur saja, ketika di rumah memang lebih suka pakai sabun batang karena praktis. Dan lagi, tekstur si Sabun SEBU Antiseptik ini cukup keras dan padat, jadi meski dipakai setiap hari nggak akan cepat lembek atau patah-patah.
Nah, itu dia cerita SEBU-Perience aku selama menggunakan Sabun Sebu, aku berharap bahwa ceritaku ini dapat menginspirasi kamu yang mengalami permasalahan yang serupa. Karena tidak ada penyakit yang tak ada obatnya, tugas kita sebagai manusia hanya berusaha, dan Tuhan-lah penentu takdirnya. Aku juga mau tahu, dong, kalau kamu punya pengalaman serupa dengan permasalah kulit iritasi atau kulit sensitif, terlebih selama pandemi ini, ya, boleh banget buat cerita di kolom komentar.
Tabik,
Baca juga: Standar Kecantikan yang Sehat, Kenali Manfaat Vitamin B3
Wah bagus nih recommended wajib di coba