Superhero yang Bertahan, Meski dalam Bayang Selepas Kematian

Superhero yang Bertahan, Meski dalam Bayang Selepas Kematian

Judul: 1001 Alasan
Penulis: Remiel
Penerbit: Penerbit Haru

“Aku hanya sedang terjebak dalam kondisi yang membuatku sebaiknya tidak tertarik pada cewek lain.” —bab 2

Buku satu ini juga kisah romantis dengan balutan misteri cinta itu sendiri. Penulis berhasil memberikan sebuah predikat melekat pada tokoh perempuan yang selalu ada dalam tiap kalimat si Aku dalam novel ini. Menggunakan sudut pandang pertama, novel teenlit romance berjudul 1001 Alasan ini begitu mengaduk perut, seperti berada dalam ayunan roller coaster. Penulis menjabarkan karakteristik tokoh lainnya dengan porsi yang pas dan menarik, tanpa membuat si tokoh utama menjadi dewa dalam dunia 1001 Alasan itu.

 

Misteri dari Cinta dan Teman Masa Kecil

Mungkin sudah sangat banyak cerita di luaran sana yang berkisah tentang kisah perjalanan dari dua orang anak-anak, kemudian tumbuh besar bersama-sama, dan menjalin cinta hingga mereka dewasa, lalu merajut kasih hingga akhir masa. Kisah yang diangkat pun sudah lumrah dijumpai, bahkan menjadi sedikit mirip dengan cerita yang kubaca lebih dahuluHeart, pernah tahu film yang diperankan oleh Irwansyah, Nirina Zubir, dan Acha Septriasa itu, kan? Meski kisahnya tidak semirip itu.

Kurang lebih sama dengan kisah itu, di mana tokoh Akuyang baru diketahui namanya pada bab ke dua, yakni Julioberperan sebagai remaja laki-laki yang mulai menunjukkan ketertarikannya dengan perempuan lain. Dan merasa bahwa paras tampannya juga anugrah yang harus disyukuri olehnya. Meskipun, tidak terlalu populer di sekolahnya, tetapi menjadi karakter yang cukup berbakat untuk menarik beberapa perempuan. Lalu karakter tomboi, urakan, kasar, keras kepala, dan seringkali mengandalkan ototngotot juga disebutkan sebagai keahliannya. Sama seperti perempuan tomboi lain, sosok Cleopatra ini juga mahir dalam hal yang biasa diminati oleh pria.

Namun, kisah cintanya yang rumit untuk dijelaskan dengan sosok Julio ini.

Gaya Penuturan yang Tak Biasa

Yang menjadi keunikan tersendiri dalam novel ini adalah, penulis seperti bertindak menjadi pribadi seorang Julio dalam dunia 1001 Alasan ini. Gaya penuturan penulis yang memilih untuk mengambil adegan bahwa Julio bercerita kepada orang lain perihal pernikahannya bersama Cleo dan beragam permasalahan yang muncul karena sikap jail si teman masa kecilnya yang barbar itu.

Setiap bab, tokoh-tokohnya dimunculkan dengan apik. Terutama dengan sosok Om Hans dan Tante Ratih, serta tokoh lainnya yang turut berperan di dalamnya yakni Mickey dan Cheris. Sosok papa yang tidak pernah muncul dalam cerita ini, justru diperankan oleh penulis sebagai tokoh utama. Seorang ayah superhero yang bertahan meski dalam bayang selepas kematian, menjadi jawaban atas segala pertanyaan dalam benak Julio.

Meskipun begitu, novel ini memiliki gaya penuturan yang tidak biasa. 1001 Alasan seperti sebuah buku harian bagi Julio, atau bisa dibilang novel 1001 Alasan adalah panggung bagi pendongeng seperti Julio. Kisah ini memiliki porsi yang pas, tidak memuakkan dengan konflik yang menguap kesana-kemari. Selain itu, permasalah hati Julio juga menjadi konflik yang sederhana, tetapi, dikulik secara paksa oleh penulis untuk menjadi rumit dan menarik.

Namun, beberapa tokoh yang rasanya tidak terlalu penting, tetapi cukup berperan, sebenarnya cukup mengganggu. Novel ini menjadi terasa kurang dalam pengenalan karakter lain, meskipun karakter Julio dan Cleo, serta keluarga keduanya ini menjadi sangat menarik dan kuat. Tokoh orang gila, youtuber, bartender kafe, dan penumpang bus. Meskipun, begitu, rasanya penulis memikirkan ide ini denga pasuntuk si bartender kafe. Selalu muncul memberikan saran, lalu memberikan sedikit kejutan tentang kehidupannya di akhir cerita.

Finaira Kara

Finaira Kara adalah seorang blogger yang suka menulis fiksi dan masih aktif menulis novel di beberapa platform. Semoga kalian semua senang membaca tulisanku ya.! KAMSAHAMNIDA ;)

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Publikasikan Naskah di Penerbit? Kenapa, Nggak?
Previous Post Publikasikan Naskah di Penerbit? Kenapa, Nggak?
Gara-gara Gelas, Romantisme Si Tukang Ngupil
Next Post Gara-gara Gelas, Romantisme Si Tukang Ngupil