Judul film: My Stupid Boss 2
Rilis di Bioskop: 28 Maret 2019
Produser: Anggia Kharisma dan Kori Adyaning
Sutradara: Upi Avianto
Pemeran: Reza Rahadian, Bunga Citra Lestari, Chew Kin Wah, Ledil Putra, Morgan Oey, Atikah Suhaime, Iskandar Zulkarnaen, Alex Abbad
Produksi: Falcon Publishing
Masih bercerita tentang Bossman yang diperankan secara ciamik oleh Reza Rahadian, film My Stupid Boss 2 ini tetap lucu dan mengusung adegan-adegan komedi yang cukup kental. Tiap karakternya dibuat dengan apik dan mendukung karakter satu sama lain. Film ini mendulang kesuksesan, seperti yang dicapai oleh film pertamanya. Dirilis tahun 2016 dan sukses meraup 3 juta penonton.
Berbeda dengan film pertamanya yang lebih banyak beradegan di dalam kantor dan segala permasalahan mengenai karakter Bossman yang super pelit, sombong, dan sangat menyebalkan. Sekuelnya ini menampilkan lokasi baru, mengisahkan perjalanan Bossman ke Vietnam untuk menjadi salah satu pembicara bisnis asal negeri Jiran. Bersama dengan tiga karyawannya, yakni Diana atau yang biasa dipanggil Kera ni (Bunga Citra Lestari) oleh Bossman, Mr. Kho ( Chew Kin Wah, pemeran pemilik toko, dalam Cek Toko Sebelah), dan Adrian ( Ledil Putra, yang sebelumnya diperankan oleh Bront Palarae).
“Ndak Ada Duit!” Sapaan Wajib Bossman
Karakter pelit dan menyebalkan si Bossman ini diperankan secara konyol oleh Reza Rahadian, seperti dalam film pertama yang berhasil membuat aktor kawakan itu meraih penghargaan sebagai aktor terbaik dalam Festival Film Indonesia dan Festival Film Bandung. Personanya yang berperan secara total, didukung pula oleh lawan mainnya yakni BCL, sebagai sekretaris yang bertahan dengan sikap Bossman dan dijadikan semacam bumper bagi karyawan lainnya. Tokoh lain yang ada dalam film ini juga turut menegaskan bahwa film ini adalah kisah seorang pengusaha asal Jawa di negeri Jiran, Malaysia.
Meski demikian menyebalkannya si Bossman, ada hal yang tak disangka dalam karakternya. Ia punya cukup perhatian kepada karyawannya, meskipun di pabriknya masih menggunakan mesin pemotong kayu generasi pertama yang akan mati lebih dari lima kali dalam seminggu.
Hal konyol yang turut menjadi sorotan adalah kemunculan suami Diana, yang diperankan oleh Alex Abbad, ternyata ialah sahabat si Bossman. Tak pelik, karakternya mendukung kepelitan dan menyebalkan peran Bossman dalam film ini. Karakternya yang selalu percaya bahwa sahabatnya itu, Memang begitu orangnya.
Parodi Budaya, Plus tapi Minus
Komedi yang disajikan seperti sebuah gubahan lagu dengan harmoni yang selaras, dari awal adegan komedi terus bermunculan dalam porsi yang pas. Namun, di pertengahan film, ketika rombongan Bossman pergi ke Vietnam untuk menghadiri sebuah acara penting dan mencari pekerja baruyang murah tentu saja menjadi alasan utama. Norahsikin (Atikah Suhaemi) dan Azahari (Iskandar Zulkarnaen) yang bertugas menjaga kantor selama mereka pergi, justru menjadi sasaran ancaman para gangster penagih hutang.
Para gangster beda budaya ini justru jauh dari kata seram, meskipun membawa senjata api. Babloo (Sahil Shah) si gengster dengan budaya India-nya, dan Joni Wo ( Verdi Solaeman) dengan budaya Tionghoa-nya. Aksi saling serang akibat meributkan budaya ini cukup menarik sebenarnya, tetapi justru menjadi membosankan karena terlalu lama dan malah membentuk suatu paduan kisah yang tak utuh. Karena keduanya tidak berhubungan dengan konflik dalam cerita.
Peran Apik dari Para Pemain
Ditambah dengan kemunculan tak terduga dari Nguyen (Morgan Oey), sebagai kenalan Bossman di Vietnam yang membantu menyediakan para pekerja untuk direkrut. Morgan Oey berperan sangat apik dan mencuri perhatian penonton saat menjadi Nguyen, pemuda asal Vietnam yang lama tinggal di Malaysia. Berbicara bahasa Vietnam juga logatnya sekalian, serta perjalanan luar biasa melelahkan yang juga menunjukkan lingkungan di Vietnam dengan cara yang apik.
Paduan-paduan perjalanan itu disatukan dengan konflik yang renyah dan sinematografi yang memanjakan para penonton. Meskipun, adegan di waktu-waktu ini, terasa garing karena disajikan terlalu lama. Sinematografi dengan sajian visualisasi dalam film My Stupid Boss 2 kali ini jauh lebih membuat layar lebih hidup, sehingga membuat film ini cukup menghibur dan layak ditonton.
Dari review, saya tertarik dengan filmnya. Soalnya, saya suka dengan film2 yang berbau komedi kayak gini. Makasih reviewnya, bahasanya gak monoton dan menarik, jadi lebih mudah memahami film nya secara keseluruhan