Bahasa Jerman adalah salah satu bahasa yang banyak digunakan terutama di bidang teknologi. Saat mengingat bahasa Jerman, hampir bisa dibilang mengingat sosok Pak Habibie. Semakin kemari, semakin banyak program pertukaran pelajar atau mahasiswa dari Indonesia-Jerman. Sehingga peminat pelajaran bahasa Jerman semakin meningkat. Tetapi, untuk mengambil pendidikan formal memang tidak mudah apalagi bagi para pekerja/karyawan. Mengambil kursus pun tidak semua orang beruntung bisa mengambilnya.
Tetapi pada dasarnya manusia selalu berkembang, terlebih dengan banyaknya platform belajar gratis seperti sekarang. Jadi, peminat bahasa Jerman juga makin dimudahkan untuk belajar tanpa mengambil pendidikan formal. Jika memang diperlukan sertifikat sebagai syarat kelengkapan dokumen, tentu saja harus mengambil tes bahasa Jerman di lembaga kursus yang sah. Terus hal pertama yang sering dikeluhkan para pelajar bahasa Jerman itu adalah pengucapan dalam Bahasa Jerman. Meski kurang lebih sama dengan Bahasa Indonesia, tapi ada beberapa pelafalan yang cukup menyusahkan.
Adapun beberapa petunjuk pengucapan hurufnya adalah:
Huruf Tunggal dalam Bahasa Jerman
Umlaut ( ä,ü, dan ö )
Ä : Sama dengan huruf ‘e’ dalam kata necis.
Ü : Sama dengan huruf ‘iu’ yang diucapkan
bersamaan, atau seperti huruf ‘u’ dalam
Bahasa Perancis ‘Curie’
Ö : Sama dengan huruf ‘eu’ yang ada dalam kata ‘geulis’ dari Bahasa Sunda
C : Diucapkan seperti huruf ‘k’. Jika mendahului huruf vokal o,u, atau a. Jika tidak maka dibaca seperri huruf ‘ts’.
J : Diucapkan sama seperti huruf ‘y’ dalam Bahasa Indonesia.
S : Diucapkan seperti huruf ‘z’ dalam Bahasa Indonesia. Kecuali kalau letaknya pada awal kata yang huruf keduanya adalah ‘p’ atau ‘t’, pengucapannya sama dengan ‘sch’.
Sedangkan ‘sch’ diucapkan seperti ‘sh’ dalam Bahasa Inggris. ( Short )
Z : Diucapkam seperti ‘ts’
Bahasa Jerman juga punya huruf khusus yaitu ß (eszett) yang pengucapannya sama dengan huruf ‘s’ dalam Bahasa Indonesia. Dalam bahasa tulisan dapat diganti dengan SS, cara bacanya kurang lebih seperti membaca huruf s panjang.
Baca juga: Pedoman Pengucapan dalam Bahasa Jerman
Huruf Gabungan
äu dan eu : diucapkan seperti gabungan vokal
‘oi’ dalam kata ‘sepoi’
ei : diucapkan seperti ‘ai’
au : diucapkan seperti ‘ow’
ie : diucapkan seperti huruf ‘i’, namun
dengan pengucapan lebih panjang.
Seperti dalam kata ‘mitra’
Huruf ‘h’ yang ada dibelakang vokal. Sebagai contoh dalam bahasa Jerman kata Mahl diucapkan sama seperti ‘Mal’ dalam kata ‘malu’ Bahasa Indonesia.
Sama seperti bahasa Indonesia yang diatur ejaannya dalam buku Ejaan yang Disempurnakan (EyD). Ejaan bahasa Jerman juga telah disesuaikan dengan peraturan Ejaan Baku yang Diperbarui dan berlaku secara resmi mulai tanggal 1 Agustus 1998. Dalam belajar bahasa Jerman sendiri beberapa kosakatanya sudah diserap menjadi bahasa Indonesia, dan artinya cenderung kurang lebih sama dengan pelafalannya. Selain pengucapan yang jadi masalah, biasanya sering kali kesulitan mempelajari gender dari kata benda.
Gender dalam Kosakata Bahasa Jerman
Dalam bahasa Jerman, kata benda memiliki pembedaan gender atau artikel, yaitu maskulin, feminin, dan neutral. Artikel dalam susunan gramatikal bahasa Jerman disebut juga Geschlechtswort (kata gender) atau Begleiter (kata pendamping). Dalam beberapa kata, biasanya juga sesuai dengan biologis benda tersebut, tapi kadang juga tidak.
Karena nggak punya ciri khas di masing-masing gendernya, maka satu-satunya cara untuk mempelajarinya adalah menghapalnya. Untuk kata benda bergender maskulin diawali dengan ‘Der’, feminin diawali dengan ‘Die’, dan untuk kata benda bergender neutral diawali dengan ‘Das’.
Nggak pernah bener pronounciation ku kalo udah jermany dan prancis
Belepotannnn hihihi
Awesome info mbaak
Berguna banget nih buat yang lagi belajar bahasa jerman