Hallo, selamat datang di Finaira.id! Cerita ini merupakan revisi dari cerita Mengapa Cinta Harus Jatuh yang sempat dipublikasikan di akun Wattpad @finairakara dan kini akan dialih publikasikan di blog ini. HANYA DI BLOG INI. Jika Anda menemukan konten serupa harap melapor ke Finaira.
Cerita ini hanya diperuntukkan bagi 18+ dan yang tidak alergi terhadap darah. Jika Anda tidak memenuhi kriteria tersebut, mohon mencari bacaan lain yang bisa Anda pilih di menu Finaira.id. Segala kisah dan tokoh merupakan fiksi semata. Silakan tinggalkan komentar jika berkenan. Selamat membaca!
Prolog
Sebuah malam menjadi penuh kegelapan
Tiada hari yang ingin mengakhirkan diri
Seolah bertahan adalah sebuah pilihan dari segala jenis kehidupan
Padahal andai kata yang kau pilih adalah kematian, tiada yang menyayangkan
Termasuk kehidupan, yang nyalinya terus kau perjuangkan
Termasuk perjuangan, yang tekadnya terus kau hidupkan
Termasuk kematian, yang nyalinya terus kau perdagangkan
Termasuk kematian, yang tidak rela mendatangkan
Malang, 13 September 2016
_finaira_
Baca Juga:Fenomena Mematikan Satu ini Akan Membuatmu Berpikir Ulang untuk ke Luar Negeri
Sebuah daun kering yang telah lapuk, tengah terbawa angin yang terembus. Ia menjadi terombang-ambing dalam kehidupan. Menjadi sesosok tak keruan yang terus berputar dan terbang, lalu siap untuk dijatuhkan. Kemudian dihancurkan. Lalu angin akan membawa daun yang lain, untuk melakukan hal yang sama. Dan hal itu terasa melebihkan fungsinya sebagai angin.
Sepasang kelopak mata berkedip sekali mengenyahkan pandangan memuakkan itu dari pandangan. Setelah kembali terbuka, sepasang mata coklat cerah tampak begitu gelap. Tidak ada hal yang terlihat berbinar dalam sorot itu. Hanya gelap dan … hampa. Seolah segala cahaya tak dapat menembus relungnya, bahkan pada permukaannya sekali pun.
Ia telah menjadi mati. Segalanya menjadi tak berarti.
Sejenak, angin menerbangkan rambut hitam eboninya ke arah angin inginkan. Membiarkan beberapa helai rambut yang mulai mengusut itu terbawa, lalu menutupi wajah seorang gadis berpipi tembam kemerahan.
Baca Juga: Mengapa Cinta Harus Jatuh Bagian Satu
Bukan.
Bukan kemerahan karena rona akibat cinta.
Bukan kemerahan karena rona akibat cuaca.
Itu terlihat seperti membiru.
Lebam.
Gadis itu sekali lagi hanya diam dan menatap sebuah lapangan voli outdoor. Dengan suara riuh yang mulai merasuk ke gendang telinganya, terdengar sorak-sorak, teriakan-teriakan, dan suara segala pantulan bola dan tangan. Namun, tidak satu pun berhasil membuat mata coklat cerah itu menatap pertandingan voli tersebut. Hanya hampa yang dimuatnya. Kemudian, setelah segala suara itu tergantikan dengan keheningan. Sebuah suara merasuk ruang dengar gadis berkulit putih yang hampir memucat itu.
“Kamu di sini lagi?”
_finaira_
Ceritanya sedikit membingungkan.. Pnuh dengan bhsa sastra.. Mngkin krna bukn jebolan sastra y… But its ok lah tulisannya… Semngat trs y buat nulisnya