Berbicara tentang laporan keuangan Mayora, mungkin aku nggak akan menjelaskan secara detail tentang analisanya atau sesuatu tentang hal itu. Laporan keuangan Mayora ini sendiri termasuk selalu update secara berkala dan tepat waktu, hal ini pastinya berdampak pada kepercayaan pemegang saham dan publik kepada manajemen Mayora. Sebelum kita akan membahas tentang laporan keuangannya aku bakalan kenalin dulu sekilas profil dari Mayora ini?
Mungkin kita sudah kenal bahkan sangat akrab dengan beberapa merek dagang seperti Slai O Lai, Sari Gandum, Kopiko, Beng Beng, Torabika, dan beberapa merk lainnya termasuk Energen. Hampir bisa dipastikan, kalau kamu belum kenal dengan nama Mayora, kamu pasti sudah kenal dengan beberapa merek yang aku sebutkan tadi. Karena jujur saja, merek-merek dagang ini sudah seperti menjadi market leader yang menguasai berbagai macam segmen pasar di Indonesia.
Konsumennya beragam, seperti anak muda, mahasiswa, bahkan di rentang usia anak-anak dan orang tua, juga konsumen yang memerlukan konsumsi makanan sehat di program kesehatan dan dietnya. Pas kamu ke warung terdekat dari rumah kamu saja, barangkali di situ ada semua merek yang diinisiasi dari Mayora. Sesekali, coba cek perusahaan yang memproduksinya, ya. Ini seperti mengenali lebih jauh apa yang kita makan.
Nah, semua merek tersebut adalah merek dagang dari PT. Mayora Indah Tbk., yang memproduksi dan memiliki 6 divisi dengan produk berbeda, tetapi terintegrasi. Beberapa produk makanan dan minuman yang diproduksi juga diklaim bahwa kesehatan dan keselamatan konsumen adalah prioritas utama.
Menariknya, Mayora ini juga menerapkan praktik lingkungan hidup dengan mengurangi buangan limbah padat hasil produksi yang nggak bisa dipakai lagi dengan mempersiapkan unit instalasi pembangkit uap, juga termasuk limbah yang berupa cairan dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk para petani. Hal ini dilakukan Mayora untuk memastikan bahwa setiap proses produksinya dilakukan secara efektif, efisien, dan aman bagi lingkungan. Sesuai dengan visinya yang memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan di mana Mayora berada.
PT. Mayora Indah Tbk. ini berdiri pada 17 Februari 1977 yang pabrik pertamanya ada di Tangerang. Dan pabriknya mulai beroperasi secara komersial di Mei 1978 kemudian menjadi perusahaan publik pada 1990. Mayora ini didirikan oleh Jogi Hendra Atmadja, Ir. Darmawan Kurnia, dan Drs. Raden Soedigdo.
PT. Mayora Indah Tbk. ini mendapatkan pernyataan efektif dari Bapepam-LK pada tanggal 25 Mei 1990 untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham berkode MYOR (IPO) secara umum sejumlah 3.000.000 juta, di mana per saham senilai 1.000,- rupiah dan harga penawaran 9.300,- rupiah per saham. Di mana saham-saham itu tercatat secara resmi di BEI pada tanggal 4 Juli 1990.
Laporan keuangan Mayora yang terbaru ini terlihat naik secara signifikan meskipun dalam kondisi pandemi. Mayora ini termasuk salah satu emiten FMCG (Fast Moving Consumer Goods) tercatat mencetak laba tahun berjalan yang bisa didistribusikan ke entitas induk sebanyak 1,98 triliun rupiah dan tercatat naik 15,78 persen dibandingkan posisi Mayora di periode sebelumnya. Kemudian pada akhir tahun 2019, tercatat sepanjang tahun penjualan bersih sebanyak 25,03 triliun atau meningkat sekitar 4,03 persen dari akhir tahun 2018 sebesar 24,06 triliun. Catatan liabilitasnya per akhir Desember 2019 di angka 9,14 triliun atau meningkat 0,99 persen.
Nah itu sekilas laporan keuangan Mayora yang terbaru, kamu bisa mendapatkan versi lengkapnya di website perseroan. Beberapa tahun belakangan, manajemen Mayora Indah ini telah mengembangkan pasarnya lagi di sektor ekspor ke pasar Singapura melalui salah satu produknya yaitu Le Minerale, air mineral dalam kemasan. Dan ekspor ini dinyatakan bahwa itu menjadi sebuah kebanggaan bagi perseroan karena memang Singapura dikenal sangat ketat pada seleksi produk makanan dan minuman yang masuk. Dan pastinya sudah bisa dipastikan, kalau kualitas ekspor ini menjadikan manajemen harus mempertahankan kualitasnya atau meningkatkannya.
Kemudian, yuk kita tengok bahan baku yang menjadi komponen biaya terbesar bagi Mayora dalam proses produksinya dan menjadi 53 persen dari pendapatan tahun 2019. Prediksi penurunan ekspor di era pandemi ini sebenarnya bisa diimbangi dengan penjualan domestik yang lebih tinggi. Mayora sendiri berdasarkan laporan keuangannya, mendapatkan lebih dari 40 persen dari total pendapatan ekspor tahunan. Pastinya karena ini aset bersih dari Mayora di mata uang asing dan pemulihan jumlah kuantitas penjualan ekspor akan terus membuat Mayora mampu kendalikan fluktuasi mata uang asing agar mereduksi efeknya pada proses produksi.
Laporan keuangan ini sendiri merupakan sebuah cerminan dari kondisi real perusahaan di pasar, juga di internal perusahaan. Secara dasarnya laporan keuangan ini adalah output fisik dari setiap rangkaian keputusan keuangan yang dilakukan manajemen untuk mencapai tingkat maksimum nilai perusahaan. Di mana nilai perusahaan akan semakin tinggi kalau prospek perusahaan juga semakin bagus dan prospek yang baik ini pastinya cukup besar dan memiliki perkembangan progresif semakin berjalannya waktu.
Nilai perusahaan terutama pada pasar sekuritas ini juga dipengaruhi oleh banyak hal, termasuk prestasi perusahaan dan isu yang ada, selain progres penjualan dan laba bersihnya. Dan perusahaan juga dinilai dari asetnya. Seperti halnya Mayora yang menjadi market leader di pasaran. Hal ini dibuktikan dengan semakin merebaknya produk- produk dari merek dagang PT. Mayora Indah Tbk. di pasaran, dan mendapatkan banyak penghargaan bergengsi Beberapa penghargaannya adalah Top Five Best Managed Companies in Indonesia, Top 100 Exporter Companies in Indonesia, Best Manufacturer of Halal Product, dan banyak lagi.
Kalau menurut kamu, laporan keuangan Mayora yang terbaru ini menunjukkan fluktuasi atau progresif yang signifikan?
Produk Mayora tuh aku banget, suka Energen, dkk memang laris produknya ya ngga heran harga sahamnya terus naik. Kudu beli juga nih akuu…