Publikasikan Naskah di Penerbit? Kenapa, Nggak?

Publikasikan Naskah di Penerbit? Kenapa, Nggak?

Finiara.id,- Publikasikan Tulisan di Penerbit? Kenapa, Nggak?. Menjadi penulis tentu saja, memiliki rasa keinginan bahwa karyanya akan dibaca khalayak, memiliki pembaca setia atau bahkan orang-orang yang mengidolakan kamu karena sebagai penulis yang mampu menerbitkan naskahnya dengan maksimal. Setelah melalui beragam proses berdarah-darahnya pada saat riset, menulis, menyunting, atau bahkan menghadapi kegalauan Writers Block.

Setelah naskah kamu selesai, ucapkan pada diri kamu sendiri, berbanggalah bahwa kamu bisa menjadi penulis yang jauh lebih baik dari penulis lain yang menyelesaikan naskahnya. Atau bahkan dari penulis yang menelantarkan naskahnya.

“Well done, my self.”

Selalu ucapkan hal itu untuk memberikan ucapan prestasi kepada diri sendiri, sekaligus rasa syukur kepada Tuhan. Namun, jangan lupa bahwa setelahnya masih ada proses lanjutan yang harus kamu lakoni. Yakni membuat naskah itu dibaca oleh banyak orang dan menginspirasi, jika tidak di seluruh Indonesia, setidaknya oleh orang-orang yang mengenal kamu atau teman-teman dalam komunitas kamu.

Soal membuat karya kamu dibaca banyak orang, ada beberapa opsi pilihan sebagai media publikasikan karya kamu. Nah, kali ini aku akan membahas tentang media publikasi karya kamu sebagai media cetak. Terkhusus di media penerbitan buku, untuk media masa koran atau majalah akan aku bahas di lain kesempatan, ya, cmiiw.

Berjamurnya Bisnis Penerbitan

Akhir-akhir ini banyak sekali penerbit-penerbit yang banyak bermunculan ke permukaan namanya, melalui kepopuleran bisnis penerbitan dan media masa sebagai cara corporation self-brandingatau pengenalan brand/ nama suatu perusahaan. Tidak hanya penerbit besar yang memang sudah dikenal sebagai penguasa usaha penerbitan, tetapi pasar penerbitan sekarang seolah menjadi seimbang. Terlebih dengan kemunculan lini penerbit indie dan self publishing, yang memudahkan penulis menerbitkan bukunya.

Penerbit Mayor

Penerbit ini dikenal sebagai anak emas toko buku, kenapa begitu? Karena setiap buku yang dicetak pasti dapat dibeli secara langsung di hampir seluruh toko buku di Indonesia, tanpa harus melalui proses penantian Pre-Order—meski terkadang diterapkan hal ini juga untuk beberapa kesepatakan dengan novelis. Selain itu, lini penerbitan satu ini memiliki ribuan bahkan jutaan peminat, yang tentu saja ingin karyanya dipublikasikan di bawah naungan penerbit besar.

Penulis mana yang tidak ingin bukunya mejeng di seluruh toko buku? Sebagai penulis sendiri, aku merasa bahwa penulis yang berhasil menerbitkan karya dengan penerbit mayor itu luar biasa—begitu pula editornya dan seluruh tim di balik buku itukarena aku tahu bahwa dapur penerbitan tidaklah semudah yang dibayangkan. Nah, karena penerbitan mayor itu GRATIS dan berdampak besar, makanya effort kamu juga harus lebih besar.

Penerimaan naskah saja, kamu harus bersaing dengan ribuan penulis lain yang juga mengirimkan naskahnya. Lalu, melalui beragam proses lainnya, yang membuat kamu harus ekstra sabarkarena menunggu konfirmasi diterima atau tidaknya naskah kamu bisa sampai lebih dari tiga bulan. Namun, kamu nggak perlu khawatir dan takut, karena segala rasa lelahnya akan hilang setelah buku kamu mejeng dan diminati di seluruh toko buku di Indonesia. Siapa tahu, kan, ada penerjemah yang akan membuat karya kamu dalam bahasa lain.

Contoh penerbit mayor di Indonesia itu, Gramedia Pustaka, Bentang, Mizan, Diva Press, Gagas Media—tempat si Bang Raditya Dika terbitkan karyanyaloh, Paramesti Media, Republika—Fiersa Bersari dan beberapa penulis besar lain juga pernah, Forum, BasaBasi, Bukune, dan banyak lagi. Semua penerbit itu, pernah menelurkan banyak nama penulis besar, loh. Cek saja fanspage-nya masing-masing.

Penerbit Indie

Penerbit indie sendiri mulai semakin menjamur di Indonesia sejak beberapa tahun terakhir, terbilang lama dan kini semakin marak saja di kalangan penulis. Bahkan para penulis yang awalnya menerbitkan karyanya di penerbit indie, kini malah ikut membuka usaha penerbitan indie pula. Kemudahan untuk menerbitkan naskah dalam proses penerimaannya, dan komunikasi bersama para staff-nya tentu saja menjadi pilihan. Selain itu, kebanyakan dari penerbit indie memiliki beragam paket penerbitan yang dibanderol dengan harga murah dan berkualitas kece.

Penerbit indie juga terkadang ada yang menawarkan paket terbit gratis dengan seleksi, ini sih namanya penerbit indie rasa mayor, gitu. Biasanya, para penerbit indie ini dapat berupa sebuah CV atau membangun kerjasama dengan penerbit indie lain yang sudah ada lebih dulu. Tidak menutup kemungkinan, bahwa naskah kamu yang terbit di penerbit indie akan menjadi sukses di pasaran, loh. Jadi, jangan salah mengartikan bahwa penulis yang bukunya terbit indie itu, bukunya jelek karena ditolak sama penerbit mayor.

Hentikan berpikiran jadul seperti itu, karena penerbit indie sekarang juga beberapa sudah ada yang memberikan fasilitas edit naskah. Selain itu, banyak sekali editor-editor lepas yang siap untuk mengedit naskah kamu. Beberapa penerbit indie yang aku kenal ada Loka Media, AT Press, Stiletto Indie Book, LovRinz, AE Publishing, dan masih banyak lagi. Nah, uniknya adalah ada beberapa penerbit mayor yang juga membuka lini penerbit indie, loh.

Self-Publishing

Nah, lini penerbitan ini terhitung tidak terlalu populer di kalangan orang-orang, terhitung hampir serupa juga dengan penerbit indie. Namun, jika dalam penerbit indie, pihak penerbit telah menyediakan beragam paket dengan harga tertentu yang bisa kamu pilih, sehingga kamu tinggal setor naskah, bayar biaya penerbitan—revisi buku kamu jika ada yang perlulalu kamu dan penerbit buka pre-order dan tinggal tunggu hasil cetak, setelahnya kamu bisa kirim, deh, ke rumah para pembaca yang memesannya.

Dalam penerbitan yang ketiga ini kurang lebih sama prosesnya dengan itu, sama-sama bayar. Namun, dalam self-publishing ini, tidak ada paket yang bisa kamu pilih di dalamnya. Dan penerbit hanya akan membantu kamu mendapatkan ISBN—terkadang tidak juga, kamu harus melakukan desain sampul, layout halaman, editing, dan proses lainnya sendiri. Atau terkadang ada juga yang menyiapkan kontak-kontak yang dapat kamu hubungi.

Finaira Kara

Finaira Kara adalah seorang blogger yang suka menulis fiksi dan masih aktif menulis novel di beberapa platform. Semoga kalian semua senang membaca tulisanku ya.! KAMSAHAMNIDA ;)

One thought on “Publikasikan Naskah di Penerbit? Kenapa, Nggak?

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Atasi Writers Block, Hentikan Wabah Penyakit Diri untuk Menulis
Previous Post Atasi Writers Block, Hentikan Wabah Penyakit Diri untuk Menulis
Superhero yang Bertahan, Meski dalam Bayang Selepas Kematian
Next Post Superhero yang Bertahan, Meski dalam Bayang Selepas Kematian